Investasi dengan Return Terbesar untuk Millenial, Apa itu?
Halo sobat cuan, sobat millenial
Pernah gak kalian merasa ingin cari uang sendiri dan tidak merepotkan orangtua? Bayar uang sekolah sendiri, ngehidupin diri sendiri, dan bisa ngerantau dengan uang sendiri. Semua cara dilakukan, mulai dari bisnis, trading saham, dan kerja paruh waktu. Merasa investasi dan aktivitas itulah yang memberi keuntungan terbesar bagi hidup.
Di blog ini, aku mau bagiin pengalaman dan mindsetku ketika berinvestasi. Apakah investasi terbesar yang bisa ngebiayain hidup kita?
PAKAI UANG MENGANGGUR BUAT INVESTASI
Sekarang kan lagi booming nih investasi-investasi seperti saham, obligasi, reksa dana, P2P Lending. Para coach-coach investasi suka mengatakan bahwa investasi itu penting biar uang kita ngga tergerus inflasi. Bahkan dari OJK juga ada program #YukNabungSaham. Emang benar banget, uang itu penting diinvestasi karena bagaimanapun caranya uang akan tergerus sama inflasi.
Tapi di sisi lain, ada hal yang perlu diperhatikan bahwa uang yang digunakan untuk investasi itu adalah uang nganggur (uang dingin). Terkadang kita diberitahu yuk investasi apa segalam macam, tapi kita tidak punya uang, lalu memaksakan uang kebutuhan sehari-hari. Sesungguhnya hal tersebut telah meningkatkan resiko kalian dalam berinvestasi.
Apapun investasinya pasti mengandung resiko. Sebut saja investasi paling millenial, saham. Ada investasi (jangka panjang) dan trading saham (jangka pendek). Bagaimana jika Rp 300.000 kita trading kan, kalian dapat membeli saham yang harganya Rp 3.000/lembar atau kurang. Batas keuntungan tertinggi yang dapat dihasilkan dalam sehari bisa 20% - 30%. Jadi kalau untung, kalian bisa dapat Rp 60.000 - Rp 90.000, itu pun kalau dapat di harga bawah, kalau dapat di harga atas ya tidak sampai 20%.
Ingat saham juga punya resiko, naik 20-30%, bisa turun 20-30%. Walaupun batas kerugian tertinggi dalam sehari hanya 6%. Butuh 3-5x kerugianlah untuk rugi 20%. Tetap saja menyakitkan, awalnya Rp 300.000 jadi tinggal Rp 200.000an. Yang paling buruknya lagi karena kalian menggunakan uang kebutuhan sehari-hari. Penghasilan 2 juta yang selama ini cukup untuk makan sampai akhir bulan atau kehidupan ngekost lainnya, karena Rp 300.000 dijadikan investasi malah rugi, kalian harus gigit jari menahan lapar hingga akhir bulan.
JANGAN PERNAH MELAKUKAN INVESTASI PADA BISNIS YANG TIDAK KAMU PAHAMI - WARREN BUFFET
Kata-kata bijak Warren Buffet ini selalu melekat di hati. Ingat bahwa investasi yang memberi imbal hasil terbesar pasti memiliki resiko terbesar, investasi yang memberi imbal hasil terendah memiliki resiko terendah. Ketika kita memilih investasi, kita perlu pengorbanan untuk mempelajari bagaimana meminimalkan resiko, apakah imbal hasilnya sesuai, strategi investasinya seperti apa.
Coba bandingkan antara saham dan deposito, which is keduanya sama-sama investasi. Namun, resikonya berbeda. Saham perlu dipelajari analisis fundamental dan analisis teknikal, kalau beli saham dengan teknikal (trading) perlu memantau pasar terus karena harga cepat berubah. Dengan pengorbanan yang besar itu, imbal hasil dari saham juga besar bisa puluhan persen. Berbeda dengan deposito, kalian rebahan saja tanpa melihat pasar, nanti imbal hasilnya tetap ada walau kecil.
Setiap orang memiliki profil resiko yang berbeda. Ada orang yang melihat kerugian puluhan persen merasa tidak apa-apa, tapi ada orang yang rugi sedikit saja langsung susah tidur, makan saja tidak napsu. Jika orang takut rugi ini dipaksakan berinvestasi saham, belajar teknikal, dan fundamental, maka semua akan sia-sia karena dia saja tidak paham menganalisisnya dan profil resiko dia bukan di saham. So, kata-kata Warren Buffet ini selalu menginspirasi kita agar tidak salah langkah dalam berinvestasi, pelajari terlebih dahulu instrumen investasi itu sampai memahami.
JADI, APA INVESTASI TERBESAR BAGI MILLENIALS?
INVEST YOURSELF. Terkhususnya bagi millenial dan anak-anak muda. Pernah lihat orang di umur 17 tahun sudah sukses? Umur 23 tahun sudah bisa beli rumah dan penghasilan ratusan juta dari bisnis? Terkadang kita melihat dari hasil yang mereka dapatkan saja, orang itu invest saham jadi kita mau ikutan, dia buka bisnis ini kita juga buka bisnis itu. Cobalah kalian melihat proses apa yang telah mereka jalani.
Sebut saja Warren Buffet yang membeli saham pertamanya sejak usia 11 tahun, terus belajar dengan dosennya (Benjamin Graham) dan sekarang menjadi deretan orang terkaya dunia. Lo Kheng Hong (Julukan : Warren Buffet Indonesia) yang rugi saat investasi saham pertamanya tapi bangkit dan terus belajar dari kegagalan, dan sekarang menjadi deretan orang terkaya di Indonesia.
Mulai dari sekarang, kenapa kita tidak menginvestasikan diri kita sendiri? Membeli buku di toko buku, ikut seminar, membaca artikel-artikel, nonton video dari Youtube. Toh, kemampuan yang dimiliki sekarang dan terus dikembangkan nantinya bisa menjadi personal branding bagi diri sendiri dan dapat dijualkan kepada orang lain. Misalnya, kalian memiliki dasar fotografi tapi tidak paham Photoshop atau Adobe Illustrator (AI), maka pelajarilah Photoshop dan AI untuk mendesain, agar kalian dapat membuka bisnis jasa desain di masa depan atau kalian tidak pandai desain tapi pandai memasak, maka latihanlah terus memasak berbagai macam masakan. Siapa tahu kalian bisa menjadi koki bintang lima atau buka restoran sendiri (seperti Chef Arnold).
So menurut saya, investasi diri sendiri itu jauh lebih memiliki imbal hasil yang besar dibandingkan instrumen investasi lainnya. Mumpung masa muda inilah, kita masih memiliki waktu dan tenaga. Jika sudah tua, kita hanya perlu menikmati hasilnya.
Comments
Post a Comment